Alhamdulillah.. Sampai juga di part yang begitu sakral dan mengharukan. Aku bersyukur banget alhamdulillah lancar acaranya. Namun agak sedikit terlambat, dimana penghulu sudah agak lama menunggu.
Tenda & Sound system : Temennya Te Ela
Makeup, Prosesi Adat, MC & Accesories : IG Houseofnadines
Rundown Acara :
09.00 Ijab Qabul & Tuker cincin
10.00 Prosesi Adat Sunda
10.30 Makan Siang & Shalat Jumat
- Sungkeman
Meminta ampun kepada kedua orang Tua. Ini momen yang paling mengharukan, maklum aja aku belum pernah sungkeman seumur hidupku.
-
- Huang Lingkup (Suapan)
Pabetot Bakakak (Menarik Ayam Bakar)
Kedua mempelai duduk berhadapan sambil tangan kanan mereka memegang kedua paha ayam bakakak di atas meja, kemudian pemandu acara memberi aba – aba , kedua mempelai serentak menarik bakakak ayam tersebut hinggak terbelah. Yang mendapat bagian terbesar, harus membagi dengan pasangannya dengan cara digigit bersama. Melambangkan bahwa berapapun rejeki yang didapat, harus dibagi berdua dan dinikmati bersama.
Meuleum Harupat ( Membakar Harupat )
Mempelai pria memegang batang harupat,pengantin wanita membakar dengan lilin sampai menyala. Harupat yang sudah menyala kemudian di masukan ke dalam kendi yang di pegang mempelai wanita, diangkat kembali dan dipatahkan lalu di buang jauh jauh. Melambangkan nasihat kepada kedua mempelai untuk senantiasa bersama dalam memecahkan persoalan dalam rumah tangga. Fungsi istri dengan memegang kendi berisi air adalah untuk mendinginkan setiap persoalan yang membuat pikiran dan hati suami tidak nyaman.
Nincak Endog (Menginjak Telur
Ngaleupas Japati ( Melepas Merpati )
Ayahanda / Ibunda kedua mempelai berjalan keluar sambil masing masing membawa burung merpati yang kemudian dilepaskan terbang di halaman. Melambang kan bahwa peran orang tua sudah berakhir hari itu karena kedua anak mereka telah mandiri dan memiliki keluarga sendiri.
Saweran
Merupakan upacara memberi nasihat kepada kedua mempelai yang dilaksanakan setelah acara akad nikah. Melambangkan Mempelai beserta keluarga berbagi rejeki dan kebahagiaan. Kata sawer berasal dari kata panyaweran , yang dalam bahasa Sunda berarti tempat jatuhnya air dari atap rumah atau ujung genting bagian bawah. Mungkin kata sawer ini diambil dari tempat berlangsungnya upacara adat tersebut yaitu panyaweran.Berlangsung di panyaweran (di teras atau halaman). Kedua orang tua menyawer mempelai dengan diiringi kidung. Untuk menyawer, menggunakan bokor yang diisi uang logam, beras, irisan kunyit tipis, permen. Kedua Mempelai duduk berdampingan dengan dinaungi payung, seiring kidung selesai di lantunkan, isi bokor di tabur, hadirin yang menyaksikan berebut memunguti uang receh dan permen.
Bahan-bahan yang diperlukan dan digunakan dalam upacara sawer ini tidaklah lepas dari simbol dan maksud yang hendak disampaikan kepada pengantin baru ini, seperti :
- beras yang mengandung symbol kemakmuran. Maksudnya mudah-mudah setelah berumah tangga pengantin bisa hidup makmur
- uang recehan mengandung symbol kemakmuran maksudnya apabila kita mendapatkan kemakmuran kita harus ikhlas berbagi dengan Fakir dan yatim
- kembang gula, artinya mudah-mudah dalam melaksanakan rumah tangga mendapatkan manisnya hidup berumah tangga.
- kunyit, sebagai symbol kejayaan mudah-mudahan dalam hidup berumah tangga bisa meraih kejayaan.
KIDUNG SAWER
Pangapunten kasadayaKanu sami arayaRehna bade nyawer heulaNgedalkeun eusi werdayaDangukeun ieu piwulangTawis nu mikamelangTeu pisan dek kumalancangMegatan ngahalang-halangBisina tacan kahartiTengetkeun masing rastitiUcap lampah ati-atiKudu silih beuli atiLampah ulah pasaliaSingalap hayang waluyaUpama pakiya-kiyaAhirna matak pasea
0 komentar:
Posting Komentar